Rabu, 16 Maret 2011

Berpikir Inovatif

Berpikir Inovatif

Dalam dunia bisnis, kemampuan berpikir inovatif sangatlah diperlukan walaupun
tidak semua bidang pekerjaan dituntut untuk inovatif, namun tidak ada salahnya
untuk membiasakan diri berpikir secara inovatif.

Kalau dilihat hasil akhirnya kadang kita heran, termasuk pada diri sendiri,
bagaimana caranya memulai pemikiran hingga sampai pada hasil pemikiran akhir.

Beberapa pemikiran yang inovatif dan tentunya menghasilkan banyak sekali uang,
contohnya : LP3I Pendidikan Komputer dan manajemen dasar untuk lulusan SMA.
Bayangkan ada berapa juta lulusan SMA? Apa jadinya mereka yang tidak mengerti
komputer? Paling jadi sopir atau satpam.

Bagi yang belajar komputer, lumayan, kesempatan lebih luas, administrasi,
gudang, bahkan sales dll. Bahkan bintang film Rano Karno saja mulai dari
menjadi bintang iklan Lembaga Pendidikan, sekarang punya gedung sendiri dan
Lembaga Pendidikan sendiri.

Melihat membludaknya lulusan SMA kita orang luar melihatnya heran, dari mana
awalnya kok bisa memikirkan hal itu? Beberapa cara yang dapat menggelitik
kemampuan berpikir kita untuk inovatif :

1. Mulai dari Eksperimen
Pada waktu kita hampir lulus S1 kebanyakan harus membuat eksperimen, apakah
berbentuk tugas akhir, atau hanya sekedar penelitian. Dari survey yang kita
lakukan timbullah celah pemikiran baru. Nah, bagi yang suka mencontek tugas
akhir, inilah awal problem. Dari mana bisa timbul pemikiran baru (inovatif)
kalau awalnya dari mencontek.

2. Berpikir Kreatif
Kreasi atau penciptaan adalah suatu anugerah yang besar. Dengan berpikir
kreatif kita akan banyak memiliki ide-ide baru. Misalnya, kalau kita menjadi
Marketing Manager Levi'sj Jeans. Bagaimana caranya supaya meningkatkan
penjualan, sedangkan menurut hukum product life cycle jeans Levi's sudah
berumur ratusan tahun? Tentunya ada cara-cara baru untuk meningkatkan
penjualan. Menurut ahli periklanan, seseorang yang berpikir mengikuti PLC
(product life cycle) adalah orang yang tidak kreatif. Misalnya Coca-Cola,
setelah berumur ratusan tahun, akankah mereka menyerah dan menerima kemunduran
hasil penjualan? Tentu tidak. PLC adalah hasil kegagalan pemikiran kreatif.

3. Hukum 10
Hukum 10 adalah pada setiap problem kita harus mencari 10 alternatif
penyelesaian. Kalau kita berpikir kegiatan apa yang baik untuk dilakukan, harus
menghasilkan 10 macam cara. Kalau kita berpikir 'what's next?' harus ada 10
pemikiran kegiatan baru yang dapat kita lakukan.

4. Keberanian
Pada akhirnya keberanian dan confidence yang menentukan seseorang mampu
berpikir inovatif. Kebanyakan dari kita sudah menerima apa adanya. Saya sudah
10 tahun bergelut di dunia ini, maka sudah tidak ada lagi yang baru, semua
sudah saya tahu.

5. Observasi
Kebanyakan pemikiran inovatif adalah hasil dari observasi. Misalnya Tantowi
Yahya, dengan beragam acara TVnya. Tentunya itu semua didukung oleh observasi
yang mendalam, ada team riset, mengamati acara TV luar negeri, mengamati
kesukaan orang, mengamati perubahan perilaku baru masyarakat. Bahkan pelawak
Patrio group saja didukung oleh survey team. Ada team pendukung yang mensuplai
ide-ide segar dari daerah maupun manca negara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar